Kamis, 13 Juli 2017

Hujan Malam Ini

Aku yakin Dia tahu kegalauan hati ini
Hingga Dia turunkan hujan malam ini bersama ku
Sudah lama sekali aku merindukan hujan
Di waktu seperti ini
Menyejukkan hati
Membantu menepiskan kegalauan hati ini
Sesekali ku pandangi wajah mujahid ku
Sungguh menambah kedamaian hati
Semoga kita bisa lalui hidup ini dengan penuh sabar anak ku
Hujan......
Terimakasih atas rintikan mu
Ku harap disetiap bulirmu ada keberkahan
Sungguh ku bahagia sekali
Hingga senyum itu tak dapat ku sembunyikan
Seolah ku kembali ke masa dulu
Masa yang selalu ku rindukan
Ku harap masa depan anak ku
Jauh lebih indah dari apa yang dirasakan ibu nya ini
Ku harap masih panjang waktu buat ku
Bisa terus menikmati suasana seperti ini
Dan ku harap
Kegalauan ini segera bertepi ditempat yang pantas
Rabb....Engkau paling tahu siapa hamba ini

Senin, 27 Juni 2016

16 Peran Penting Ayah dalam Mendidik Anak

dakwatuna.com Bagaimanapun sosok seorang ayah itu sangat penting dalam sebuah keluarga. Perannya sangat vital dan tak tergantikan. Termasuk juga untuk urusan mendidik anak, ayah punya peran yang sangat besar. Apa sajakah peran ayah dalam mendidik anak yang perlu kamu ketahui?
  1. Sebagai Leader
Ayah adalah pemimpin dalam keluarga. Ayah punya peran untuk memimpin keluarga dan mengarahkan anak-anak agar tetap berada di jalur yang benar.
  1. Sebagai Pelindung Keluarga
Sosok ayah berperan besar untuk membuat perasaan aman secara emosional bagi anak. Perasaan ini sangat penting bagi tumbuh-kembangnya anak serta dalam pembentukan karakter diri anak.
  1. Pendorong Kepercayaan Diri Anak
Ayah punya peran krusial untuk meningkatkan kepercayaan diri anak. Lewat bimbingan dan kasih sayang yang diberikannya, seorang anak akan tumbuh dan memiliki rasa percaya diri yang baik.
  1. Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu Anak
Ayah yang baik bakal membuat rasa tahu anak terus berkembang. Sehingga anak pun akan mencoba untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar dan mengenal apa yang belum diketahuinya.
  1. Membuat Anak Jadi Pemberani
Dengan didikan yang tepat, seorang anak bisa menjadi pemberani. Di sini peran ayah yang sangat menentukan dalam pembentukan sifat tersebut.
  1. Melatih Disiplin
Ayah juga punya peran istimewa dalam membuat putra-putrinya menjadi disiplin. Tentu untuk itu, ayah wajib memberikan contoh dan keteladanan dalam berdisiplin.
  1. Menjadikan Anak yang Sholeh dan Sholehah
Anak yang sholeh dan sholehah tidak terjadi dengan sendirinya. Tapi peran kedua orang tua sangat penting dalam mewujudkan cita-cita ini. Seperti dengan mengarahkan dan mendidik agar anak selalu shalat tepat waktu dan menjalankan semua perintah Allah SWT.
  1. Teladan
Anak adalah peniru yang ulung. Untuk itu, ayah dan ibu wajib memberi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Sehingga diharapkan anak-anaknya pun bisa tumbuh menjadi anak yang berbudi pekerti luhur.
  1. Bermain Bersama Anak
Ayah tak perlu canggung untuk bermain bersama anak-anak. Bermain adalah hak anak. Ayah bisa bermain bersama anak dan bergembira. Saat bermain itu, ayah pun bisa menyelipkan pelajaran-pelajaran penting untuk membentuk anak yang berkarakter.
  1. Sebagai Motivator
Ayah bisa menjadi pendorong dan motivator ulung bagi anak. Dengan pendekatan yang baik, ayah bisa mengubah perilaku anak yang sebelumnya kurang baik untuk berubah menjadi lebih baik.
  1. Menumbuhkan Rasa Peduli
Anak yang punya rasa peduli pada orang lain dan gemar menolong merupakan salah satu hasil dari didikan orang tuanya. Ayah dalam hal ini punya peran yang sangat strategis agar anak memiliki sifat mulia ini.
  1. Memperkuat Ikatan sebagai Sebuah Keluarga
Ayah punya fungsi penting untuk memperkuat ikatan batin antar anggota keluarga. Sehingga antara ayah, ibu dan anak selalu merasa memiliki hubungan batin yang sangat kuat.
  1. Teman Curhat
Ayah bisa berfungsi sebagai teman curhat bagi anak. Sehingga masalah yang sedang dihadapi anak tidak dipendam sendiri. Ayah bisa dengarkan dengan sabar apa yang diutarakan anak, sambil mengarahkan apa sebaiknya solusi terbaik yang ditempuh.
  1. Memberi Perhatian
Perhatian orangtua selalu dibutuhkan anak. Karenanya jangan sampai kesibukan sehari-hari membuat anak merasa kurang mendapat perhatian.
  1. Mengawasi Pergaulan Anak
Dengan siapa saja anak bergaul wajib menjadi perhatian ayah. Supaya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti anak salah pergaulan, bisa dicegah.
  1. Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak
Seorang anak kadang emosinya masih belum stabil. Untuk itu, sebagai ayah punya peran yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan emosioanal anak. Tumbuhkan komunikasi yang intens agar ada proses saling percaya. Beri anak kepercayaan sambil tetap dipantau supaya tingkat kematangan emosionalnya tumbuh dengan baik. (dakwatuna.com/hdn)

Minggu, 01 September 2013

Mendamba Sakinah

dakwatuna.com - Setiap kita menghadiri upacara pernikahan, kalimat “keluarga sakinah” menjadi kalimat yang selalu kita dengar. Kalimat itu seakan menjadi sebuah paket dalam setiap khutbah nikah, atau ucapan dan doa setiap tamu yang datang, bahkan yang berhalangan hadir, juga mengirim pesan singkat dengan tak lupa menyelipkan dua kata tersebut. Lalu bagaimanakah yang dimaksud keluarga sakinah?
Kalimat tersebut memang dikutip dari sebuah ayat qur’an surat Arrum ayat 21
“Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Ia ciptakan bagimu pasangan-pasangan dari dirimu sendiri agar kamu hidup tenang (litaskunu= sakinah) bersamanya dan dijadikan diantaramu rasa mawaddah wa rohmah (kasih dan sayang) antara mereka berdua. Sesungguhnya yang demikian itu merupakan tanda-tanda kekuasaan bagi orang yang berpikir”.
Lalu di manakah akan ditemukan sakinah itu?
Apakah sakinah didapat pada kecantikan atau kegantengan pasangan suami istri? Kalau sakinah itu dapat diciptakan /dihadirkan oleh pasangan yang cantik dan ganteng, mengapa banyak pasangan artis yang cantik dan ganteng tapi mereka bercerai?
Apakah sakinah itu ditemukan pada ketersediaan harta sebagai persiapan menuju gerbang pernikahan?  Kalau sakinah itu didapat dari  harta, mengapa banyak pasangan orang kaya yang ketika pesta perkawinan menghabiskan ratusan juta rupiah namun rumah tangganya kandas?
Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus kembali kepada Allah sebagai sang maha Pencipta. Allah menciptakan manusia, juga menciptakan perangkat –perangkatnya untuk keberlangsungan hidup manusia baik perangkat keras seperti alam beserta isinya tanah, air udara, tumbuhan, hewan dan sebagainya yang semua disiapkan/ dihamparkan  untuk manusia
Di samping itu Allah juga menyiapkan perangkat-perangkat  lunaknya berupa aturan baku yang berupa Al-Qur’an dan contoh aplikasi pelaksanaannya yaitu Rasulullah dan semua perikehidupannya.
Dari kerangka berpikir seperti ini, ternyata  kehidupan berkeluarga adalah system langit yang diturunkan kepada manusia, karena Allah yang menciptakan manusia maka Allah yang paling tahu tentang makhluk ciptaannya. Sehingga kita harus yakin bahwa Al-Qur’an dijamin pasti cocok dengan kehidupan manusia.
Kembali ke ayat diatas, ternyata Allahlah yang menghadirkan rasa sakinah, mawaddah dan rahmah itu kedalam hati kedua pasangan, bukan karena ganteng/ cantiknya juga bukan karena hartanya.
Bagaimana supaya manusia mendapatkan sakinah, mawaddah wa rahmah sesuai dengan apa yang Allah  janjikan? Tentu  Allah tak pernah ingkar janji.
Lalu sakinah itu apa siiih…? Apakah rumah tangga sakinah itu ga pernah rebut? Suami istri rukuuun terus. Ga pernah berantem?
Kalau ukuran sakinah(ketenangan) diartikan rumah tangga yang rukun ga pernah berantem, saya kira di jagad ini tak akan ditemukan keluarga  yang seperti itu, karena Al-Qur’an banyak sekali bercerita tentang gejolak rumah tangga di masa Rasulullah yang menimbulkan riak-riak gelombang, bahkan terjadi dalam rumah tangga Rasulullah sang Teladan Agung.
Mustahil dalam kehidupan rumah tangga tidak pernah ada konflik, karena sejatinya pernikahan menyatukan dua anak manusia yang berbeda jenis dan berbeda latar belakang kehidupan.  orang yang hidup  bersaudara kakak beradik dari sumber dan latar belakang yang sama  pasti ada masalah. Apatah lagi suami istri. Hanya bedanya adalah bagaimana cara mengelola konflik tersebut sehingga masalah-masalah yang ada tidak menimbulkan guncangan yang dahsyat yang menyebabkan pecahnya bahtera/rumah  tangga.
Lalu bagaimana caranya?
Caranya adalah mengembalikan setiap masalah yang ada kepada rujukan pertama dan utama yaitu Al-Qur’an. Masalah diselesaikan dengan kembali kepada perangkat lunak yang telah Allah sediakan bukan mendahulukan  hawa nafsu.
Kita bisa lihat kisah kecemburuan para istri Rasulullah yang menyebabkan terjadi keributan sampai nabi merasa perlu menyenangkan salah seorang istrinya dengan mengharamkan madu. Padahal madu itu halal bagi manusia. Lalu Allah menegur nabi dengan turunnya surat At-Tahrim sebagai koreksi. Dalam hal ini nabi mencoba menyelesaikan konflik dengan ijtihad sendiri (mengharamkan madu yang disediakan di rumah Zainab salah satu istrinya) demi menyenangkan istri yang lain. (lebih lengkap simak tulisan saya dalam Tafsir surat At-Tahrim)
Kisah lain dalam Al-Qur’an adalah surat Al-Mujadilah (wanita yang menggugat).  Ini bukan cerita gugat cerai, tapi kisah kesabaran seorang shohabiyah bernama Khaulah binti Tsa’labah yang menghadapi perangai buruk suaminya yang tua, miskin, mulutnya usil suka “Ngatain” istri. Cerita berawal ketika suaminya berkata:”kamu seperti punggung ibuku” kalimat seperti ini di masyarakat arab ketika itu disebut “Zihar”. Tidak lama setelah sang suami bicara seperti itu dia menginginkan Khaulah melayaninya untuk “berkumpul”. Namun Khaulah menolak sebelum jelas  apa hokum bagi suami yang “Ngatain” istri seperti punggung ibunya. Maka bertanyalah Khaulah kepada Rasulullah tentang masalah ini. Maka turunlah surat Al Mujadilah.
Menurut ayat tersebut, suami sudah jatuh talak dengan ucapan zihar tersebut. Pelajaran pentingnya adalah jangan bermain-main dengan ucapan cerai/talak karena bisa jatuh hokum Talak walaupun Cuma iseng saja, tanpa niat bercerai.
Apabila ingin rujuk kembali, maka sang suami wajib membatalkannya dengan membayar kafarat, membebaskan budak, atau puasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan 60 orang miskin. Ujung cerita, karena suaminya sudah tua dan miskin tak mungkin sanggup berpuasa 2bulan berturut turut, tak punya dana untuk membebaskan budak, akhirnya pilihan ketiga yang diambil yaitu memberi makan 60 orang miskin. Inipun suaminya tidak punya harta. Akhirnya dibantu oleh Rasulullah dan Khaulah dengan 2 gantang kurma untuk diberikan kepada orang miskin.
Nah… kita kembali ke soal sakinah. Setiap hamba yang merasa sudah siap untuk berkeluarga, maka jalannya adalah menikah bukan berzina. Karena menikah adalah bagian dari ibadah dan sunnah Rasul yang diajarkan dalam Islam. Orang yang berniat dan berusaha menjalankan perintah Allah, pasti Allah mudahkan jalannya. Sakinah (ketenangan) itu pasti Allah turunkan kepada pasangan tersebut.
Seorang pria sebelum menikah, hidupnya gersang tak punya arah. Apalagi banyak “Zulaiha” yang mencari perhatian pada para “Yusuf”.  Bagi mereka para”Yusuf”, demikian banyak “zulaiha” dengan segala tingkah polahnya, membuat mereka bingung. Hartanya biasanya dihabiskan untuk kesenangan belaka yang kadang jauh dari nilai manfaat, sehingga tidak memberi berkah pada harta itu. Namun ketika dia sudah menikah, hartanya digunakan untuk menafkahi keluarganya dan setiap sen yang dikeluarkan menjadi pahala dan berkah.
Seorang wanita sebelum menikah mungkin sering mencari perhatian lawan jenis dengan cara bicaranya, gaya berpakaiannya dan sebagainya dalam rangka mencari tambatan hati. Begitu sang wanita menikah, dia sudah menemukan pelabuhan jiwanya sehingga semua perilakunya .
Dua hati yang bersatu dalam ikatan pernikahan akan Allah berikan rasa cinta kasih yang akan memberikan ketenangan. Suami tenang meninggalkan rumah karena yakin istrinya akan menjaga diri dan hartanya. Istri tenang melepas suaminya pergi karena yakin suaminya akan mencari nafah untuk keluarganya, dan pasti akan kembali ke rumah.digunakan untuk menyenangkan suaminya.
Keyakinan itu Allah yang turunkan. Setiap ada permasalahan diantara mereka, keduanya berusaha menyelesaikannya, tidak membawa egonya masing-masing tetapi mengembalikan masalah dengan merujuk kepada hukum Allah.
Lalu apa itu Mawaddah?
Mawaddah adalah cinta kasih yang saling memikat sehingga keduanya menjalankan “hubungan suami istri” dalam ikatan yang sah. Darinya Allah menginginkan keberlangsungan kehidupan manusia yang turun temurun. Islam tidak mengenal istilah ayah biologis. Atau anak biologis.  Seorang  anak yang lahir dari pasangan yang diikat secara sah  otomatis bernasab dan berwali kepada ayahnya. Anak yang lahir diluar hubungan yang sah tidak memiliki ayah. Ia hanya bernasab dengan ibunya.
Bagaimana yang terjadi perselingkuhan dan perceraiain? Mengapa Allah tidak turunkan sakinah kepada mereka?
Mungkin pasangan tersebut mengawali pernikahannya bukan berangkat dari keikhlasan untuk mengikuti Sunnah Rasul, untuk beribadah menyempurnakan agama. Mereka mengawalinya dengan hawa nafsu, selama biduk rumah tangga dijalankan, mereka selalu mengutamakan logika dan hawa nafsunya, saling egois, rumah tangga itu kering ruhiyah, sehingga mudah sekali terjadi keributan dari masalah-masalah sepele.
Bagaiman dengan Rahmah?. Karena tiga kata ini terangkum dalam satu ayat, maka otomatis setiap membahas sakinah, dua kata berikutnya turut dibahas.
Sebagaian ulama menafsirkan kata mawaddah adalah  kasih sayang. Karena kata “Mawaddah” juga ada di ayat lain yaitu surat Al-Mumtahanah ayat 1. Sedangkan Rahmah adalah ikatan kasih sayang ketika kedua pasangan sudah memasuki usia lanjut.
Perkawinan adalah ikatan yang diniatkan berlangsung langgeng selama hayat dikandung badan, hanya maut yang bisa memisahkan. Jika pasangan dikaruniai umur panjang, diberi keturunan yang banyak, sholih dan sholihah, maka disini yang dirasa adalah Rahmah. Pasangan itu tetap saling mencintai, mengasihi meski mereka sudah saling berumur, badan sudah ringkih banyak penyakit yang hinggap, wajah sudah keriput tak ada sisa-sisa kecantikan lagi, rambut sudah memutih, gigi sudah ompong. Semua kekurangan itu tidak menyebabkan mereka berpisah, tetap saling menyayangi dan mengasihi. Saling menguatkan dikala duka saling berbagi dikala suka. Kemampuan mereka mempertahankan bahtera rumah tangga itulah rahmah yang Allah turunkan kepada mereka.
Sakinah bukan berarti tak pernah marah pada pasangan, marahlah pada saat pasangan dekat kepada Allah, agar Allah beri petunjuk. Jangan marah pada saat pasangan dekat kepada syetan, karena Syetan bisa menggelincirkan manusia, seperti menggelincirkan Adam dan Hawa.
Yok… mari kita hadirkan Allah dalam keluarga kita supaya Dia turunkan sakinah, mawaddah dan rahmah.

Kamis, 18 Juli 2013

SE BULAN CINTA KITA


Biduk ini akan terus melaju,sayang
Seperti cinta kita pada sang Rabbul Izzati
Biduk ini akan terus berlayar,sayang
Seperti kapal menuju pelabuhan
Sayang ku………..
Dua hari lagi genap sudah
Sebulan biduk rumah tangga kita
Terasa cepat
Berasa belum percaya
Tapi kau sudah menemani sebulan episode hidup ku
Ada banyak tawa dan cerita
Bak bumbu tersedap seantero jagad
Sayang ku……..
Tegur aku di kala alpa
Kuat kan aku di kala lemah
Bimbing aku agar semakin taat pada Nya
Sayang ku…….
Dalam obrolan ringan kita
Kekurangan itu tidak akan pernah ada
Disaat kita mampu bersabar
Dan saling memahami
Sayang ku……….
Terimakasih atas cinta mu pada ku
Istri yang telah diciptakan buat mu
Sungguh ku banyak kekurangan
Tapi ku ingin menyempurnakan cinta ku dengan mu
Semoga keluarga dakwah

 CINTA kita, 06-06-2013 - 06-07-2013

Kamis, 18 April 2013

Arigatou


Melupakanmu, itu berarti membunuh separuh jiwaku
Melupakanmu, itu berarti merampas separuh memoriku
Melupakanmu, itu berarti menenggelamkan separuh asaku.
Kau adalah anugerah terindah yang pernah singgah dalam relung hidupku,
mengisi lorong-lorong hati dengan senyum dan tawamu
Kau adalah bintang dalam langit jiwaku,
menghiasi indahnya langit jiwa dengan sinar kerlip mu yang sejuk dipandang
Kau adalah kumpulan kunang-kunang malam yang berterbangan menyinari malam gelap,
sibuk berterbangan ke sana kian kemari, menghiasi kegelapan yang kini menjadi indah dipandang
Kau, ya kau adalah salah seorang yang pernah menghiasi episode kehidupan ini.
Episode tentang indahnya cinta, indahnya persahabatan, indahnya tawa, canda juga tangis perpisahan.
Karna kehadiranmulah kini putaran waktu kehidupan terasa sempurna kurasa,
melewati berbagai skema, yang tak hanya menyuguhkan keindahan tapi juga perih dan pedih.
Karna kehadiranmulah hati ini menjadi mengerti arti cinta,
mengerti arti perpisahan, pertemuan, arti kebahagiaan juga sakit yang tak dapat terobati.
Hadirmu, membuatku semakin mengerti bahwa inilah hidup yang kujalani,
bahwa inilah perjalanan penuh kejutan
Hadirmu, buatku semakin kuat,
semakin bijak juga semakin teguh dalam menyusuri kehidupan
Terima kasih, Kau pernah menjadi bagian hidupku
Terima kasih, Kau pernah menyuguhkan keindahan untuk hari-hari yang kulewati
Terima kasih, Untuk semua semangat yang pernah kau beri padaku
Terima kasih, Untuk semua tawa dan senyum tulusmu yang selalu menyejukkanku
Untukmu yang selama ini kurindu
Biarkan aku memiliki kenangan bersamamu…. ^_^
Teruntuk semua sahabatku, terima kasih atas kebersamaan yang pernah kita lalui bersama


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/04/18/31615/arigatou/#ixzz2QpDEPV3f 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Rabu, 27 Februari 2013

AKU


Aku (Chairil Anwar)
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Selasa, 15 Januari 2013

Senja Ku


Baru saja gerimis itu turun
basahi bumi MU yang sudah lama tak dibasahi hujan
bau khas terasa terangkat dari bumiMU
terkadang ku merindukan suasana ini

sore ini kunikmati gerimis itu
dari balik tirai jendela kamarku
sebuah tempat yang paling ku senangi dalam rumah ku
tempat itu juga yang mencerdas kan ku
karena ada banyak buku yang selalu memanggilku untuk terus belajar
disitu jugalah aku mengumpul inspirasi
mengatur strategi untuk hidup lebih baik

Senja ku
ku harap ku tak pernah lewati keindahanmu
damai dan bahagia bersamamu


Senja ku
ku harap kita selalu bisa memadu kasih bersama
mengumpul cinta untuk sang ilahi Rabbi
karena ku tahu Dia jugalah yang menciptkan kita berdua jadi lebih indah