OLEH SURYANUN84 PADA 10/09/2012
awal oktober 2012 nanti kita akan dihadapkan pada satu momen besar pemilihan walikota padangsidimpuan. tak berselang lama akan disambung lagi dengan pemilihan gubernur sumatera utara pada maret 2013. dan berikutnya akan disambut oleh pemilihan legislatif dan pemilihan presiden tentuntunya. hampir disetiap daerah dihadapkan pada sebuah kondisi yang sama. lagi-lagi sebagai warga negara yang baik kita harus memilih salah satu yang terbaik dari sekian calon yang ada.bagi pasangan calon yang berambisi menjadi seorang pemimpin pada setiap daerah hal ini akan menjadi sebuah agenda besar yang tentunya akan menguras semua potensi yang ada. baik itu potensi akal (fikr) terlebih potensi materi atau lumbung-lumbung emas yang mereka miliki. tentu jika kita telisik dari sekian dana yang dikucurkan oleh setiap pasangan yang akan bertarung tidaklah semata-mata menggunakan dana pribadi. ada peran dari orang-orang yang mempunyai kepentingan disana.
sebagai pemilih atau masyarakat tidaklah patut hanya menjadi seorang penonton atau bahkan menjadi masyarakat yang hanya bersemangat menanti kucuran dana dari setiap pasangan yang ada. tanpa pernah peduli efek jangka panjang apa yang akan dirasakan nantinya baik kita maupun anak cucu kita nantinya. banyak masyarakat yang berpendapat buat apa sibuk mengurusi pilkada atau yang terkait dengan itu. jelas-jelas itu tidak menguntungkan secara langsung bagi kita. ini paparan dari salah seorang saudara yang pernah saya mintai pendapatnya. ambil saja uangnya masalah pilihan hanya kita yang tahu. inilah bukti bahwa bobroknya akhlak masyarakat kita. yang tentunya salah satu faktor yang mempengaruhi ini adalah masalah kesejahteraan atau bahkan tingginya angka pengangguran sehingga mau tidak mau masyarakat kita mengahalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. bahkan dalam hal aspirasi sekalipun. aspirasi masyarakat bisa dibeli oleh uang. maka tak heran perputaran uang pada musim-musim pilkada jauh meningkat. ini dikarenakan para calon yang berambisi mengahmabur-hamburkan uang demi sebuah suara. dan jika kita telisik sumber dana ini sering sekali tak jelas. harga diri masyarakat benar-benar tergadaikan. bayangkan dalam sehari saja kita mampu mengobral harga diri kita dengan sebuah amplop yang berisi Rp. 250.000. jumlah ini yang sering berkembang didaerah saya. itu masih satu calon. bagaimana dengan yang lain?
masyarakat tidak pernah peduli darimana dana itu didapatkan. yang penting bisa bahagia dalam sesaat. tak perlu bagaimana kedepannya. bahagia sesaat susah akhirnya. maka tak heran pada akhir terpilihnya seorang pemimpin banyak terjadi kasus korupsi. bagaimana lagi. dana sudah habis jadi jalan satu-satunya ya lewat korupsi. masyarakat sangat tidak memikirkan itu. jelas-jelas kita secara tak langsung akan merasakan dampaknya. pembangunan tak berjalan. fasilitas buat masyarakat juga tidak mendukung. maka tak heran masyarakat juga tidak mau berpikir ribet. asal senang ya ambil saja.
sebagai pemilih kita haruslah cerdas. bukan hanya mengutamakan tunjangan dana dari para calon tapi track record dari setiap calon juga harus benar-benar kita perhatikan. tapi fenomena di lapangan sangat jauh dari harapan. butuh kerja keras untuk merubah paradigma masyarakat yang sudah mendarah daging ditambah lagi semakin sulitnya memenuhi kebutuhan hidup. karena memang pilkada tidaklah semata menjadi urusan para calon yang bertarung dan tim sukses atau bahkan partai politik. karena hal ini tentulah menjadi urusan kita semua sebagai masyarakat. agar bagaimana mengahasilkan pilkada yang cerdas yang bukan mengutamakan materi.
wallohu’alam bisshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar